TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi
kembali menggelar rapat terbatas tentang pengelolaan transportasi
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Dalam
pengantarnya, Jokowi meminta agar pengintegrasian sistem dan pengelolaan
jaringan transportasi perkotaan antarwilayah segera dilakukan.
“Seperti
yang pernah saya sampaikan kemacetan di Jakarta Bogor, Tangerang,
Bekasi sudah menimbulkan kerugian yang sangat besar,” kata Jokowi di
Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2019.
Dalam
rapat sebelumnya, kata Jokowi, ia telah memaparkan temuan Badan
Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang menyebut kemacetan
di Jabodetabek menimbulkan kerugian hingga Rp 65 triliun setiap tahun.
Bahkan wakil presiden Jusuf Kalla dan Gubernur DKI Jakarta Anies
Baswedan menyampaikan angka sampai Rp 100 triliun. “Itu jumlah yang
sangat besar.”
Mantan wali kota Solo ini juga meminta tidak setiap kementerian dan
pemerintah daerah membuang perasaan ego sektoral untuk membenahi
kemacetan ini. “Saya kira semuanya yang ada adalah kepentingan
nasional.”
Jokowi
menuturkan yang paling penting dari pengelolaan transportasi ini adalah
dengan mengintegrasikannya dengan tata ruang dan kesinambungan
antarmoda transportasi. “Saya yakin langkah itu akan mengurangi
kemacetan di Jabodetabek.”
Dengan selesainya MRT, LRT serta yang lainnya, kata Jokowi, rakyat akan mendapatkan sebuah layanan transportasi massal yang nyaman aman dan yang lebih baik.
Presiden ITS (Intelligent Transport System) lndonesia Noni Purnomo menyatakan, teknologi untuk transportasi saat ini sudah memungkinkan untuk membuat kendaraan lebih cerdas, sehingga dapat mengurangi potensi kecelakaan yang terjadi. Selain itu, masih banyak lagi tren teknologi transportasi yang dapat dimanfaatkan untuk membuat ekosistem transportasi menjadi lebih mudah, nyaman, serta aman bagi pengguna. “Untuk mewujudkan hal itu semua,…
NERACA Jakarta –Keberadaan transportasi publik di Indonesia masih dimanfaatkan secara optimal, sehingga permasalahan klasik kemacetan sulit dipecahkan. Merespon hal tersebut, Intelligent Transport System (ITS) Indonesia menyatakan, dalam berbagai forum transportasi global disebutkan beberapa solusi untuk permasalahan transportasi perkotaan. Di antaranya, pengembangan transportasi publik terintegrasi yang nyaman dan mudah diakses masyarakat secara lebih luas serta pemanfaatan…
ITS Japan received the courtesy visit by Dr. Bambang Susantono, the previous president of ITS Indonesia as well as the previous Vice Minister for Transportation of Republic of Indonesia and Ms. Noni S. A. Purnomo, the new President of ITS Indonesia on 14April 2017.The new president, Ms. Noni who is also working as the President…
SeRiau – Presiden Intelligent Transport System
(ITS) Indonesia Noni Purnomo mengatakan sekarang ini harus ada kasatuan
yang kuat antara regulasi yang dbuat oleh pemerintah dengan sistem
aplikasi (pelaku usaha) dan masyarakat guna mewujudkan transportasi yang
baik, mudah, nyaman dan cerdas bagi masyarakat.
Tanpa ada kesatuan regulasi, dengan aplikasi, susah mewujudkan
transportasi yang lebih baik. Masyarakat sebagai penguna transportasi
menjadi bagian penting. Walaupun teknologi cangih, solusi yang
ditawarkan ada , tapi kesadaran masyarakatnya rendah juga tidak akan
berjalan dengan baik
” Ya harus ada kesatuan yang kuat, baik dari regulasi pemerintah dan
aplikasi dari pelaku usaha dan masyarakat sebagai penguna transportasi
menjadi kesatuan, saya optimis transportasi yang baik cerdas mudah,
efesian akan dinikmati oleh masyarakat,” kata Noni saat menjadi Keynote
Speaker Seminar Nasional Nasional, Bright Future of Civil Engineering
2.0, Rabu (20/2) di Auditorium Fakuktas Hukum.
Noni juga mengatakan, ITS sebagai organisasi untuk mendorong
memberikan masukan pemikiran untuk kemajuan transportasi indonesia lebih
baik lagi. Ada kebijakan konsep yang diberikan untuk pemerintah seluruh
kabupaten kota. Ini artinya harus ada kesamaan yang ditawarkan dan
tidak jalan sendiri sendiri.
Hal yang sama juga dikatakan Resdiansyah ST, MT IPM (Dekan Fakultas
dan Desain Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) Jakarta) mengatakan, saat
ini belum ada master plan transportasi sehingga kabupaten/kota berjalan
sendiri sendiri dengan konsep yang dibuatnya.
“Inilah salah satu keberadaan ITS untuk merangul semua pihak baik itu
pemerintah, pelaku usaha, memberikan nasehat kebijakan kepada
pemerintah. ITS bukan penyedia aplikasi tetapi membantu pemerintah, ini
loh sistem yang kami tawarkan,” kata Resdiansyah
Dekan FT UIR Ir H Abdul Kudus Zaini MT, MS TR mengungkapkan Seminar
Nasional, Bright Future of Civil Engineering 2.0, bisa memberikan
kontribusi dan masukan dalam mewujudkan kota yang cerdas.
Sebab, dalam mewujudkan kota cerdas salah satu yang diperhatikan ya
masalah transportasi bagaimana sistem terkoneksi dengan baik apakah itu
regulasi dari pemerintah dan aplikasinya .” Jadi seminar ini penting
dalam smars city terutama bagi Kota Pekanbaru, ” kata Abdul Kudus.
Wakil Rektor 1 UIR, Dr Syafhendri yang mewakili Rektor saat membuka
kegiatan tersebut mengatakan seminar nasional ini harus ditindaklanjuti
sebagai masukan bagi pemerintah daerah. Apalagi nara sumber yang
dihadirkan sangat kompeten dibidangnya.
Ketua Panitia Seminar Muchammad Zaenal Muttaqin ST, MSc, peserta
seminar terdiri dari mahasiswa dan umum. Hasil dari seminar ini ada
panduan kongkrit bagi pemerintah dalam mewujudkan smars city dan langkah
langkah terobosan yang dijalankan.
Selain seminar, juga diadakan penandatanganan MoU antara UIR dengan Universitas Pembangunan Jaya ( UPJ) Jakarta dan FT UIR dengan Intelligent Transport System (ITS) Indonesia (zal).
Presiden ITS (Intelligent Transport System) lndonesia Noni Purnomo menyatakan, teknologi untuk transportasi saat ini sudah memungkinkan untuk membuat kendaraan lebih cerdas, sehingga dapat mengurangi potensi kecelakaan yang terjadi. Selain itu, masih banyak lagi tren teknologi transportasi yang dapat dimanfaatkan untuk membuat ekosistem transportasi menjadi lebih mudah, nyaman, serta aman bagi pengguna. “Untuk mewujudkan hal itu semua,…
NERACA Jakarta –Keberadaan transportasi publik di Indonesia masih dimanfaatkan secara optimal, sehingga permasalahan klasik kemacetan sulit dipecahkan. Merespon hal tersebut, Intelligent Transport System (ITS) Indonesia menyatakan, dalam berbagai forum transportasi global disebutkan beberapa solusi untuk permasalahan transportasi perkotaan. Di antaranya, pengembangan transportasi publik terintegrasi yang nyaman dan mudah diakses masyarakat secara lebih luas serta pemanfaatan…
ITS Japan received the courtesy visit by Dr. Bambang Susantono, the previous president of ITS Indonesia as well as the previous Vice Minister for Transportation of Republic of Indonesia and Ms. Noni S. A. Purnomo, the new President of ITS Indonesia on 14April 2017.The new president, Ms. Noni who is also working as the President…
Pekanbaru (CAKAPLAH)
– Presiden Intelligent Transport System (ITS) Indonesia Noni Purnomo
mengatakan saat ini harus ada kesatuan yang kuat antara regulasi yang
dibuat oleh pemerintah dengan sistem aplikasi (pelaku usaha) dan
masyarakat guna mewujudkan transportasi yang baik, mudah, nyaman dan
cerdas bagi masyarakat.
Tanpa ada kesatuan regulasi dengan aplikasi akan susah
mewujudkan transportasi yang lebih baik. Masyarakat sebagai penguna
transportasi menjadi bagian penting. Walaupun teknologi cangih, solusi
yang ditawarkan ada, tapi kesadaran masyarakatnya rendah juga tidak akan
berjalan dengan baik.
Hal tersebut disampaikan Noni Purnomo
dalam Seminar Nasional Bright Future Civil Engineering 2.0 dengan tajuk,
‘Smart Transport, Smart Mobilty and Smart City for Future Urban yang
digelar oleh Fakultas Teknik Universias Islam Riau (UIR), Kamis
(21/2/2019).
“Ya harus ada kesatuan yang kuat, baik dari regulasi
pemerintah dan aplikasi dari pelaku usaha dan masyarakat sebagai
pengguna transportasi menjadi kesatuan. Saya optimis transportasi yang
baik cerdas mudah, efesian akan dinikmati oleh masyarakat,” kata Noni
yang juga bertindak sebagai Keynote Speaker.
Noni mengatakan, ITS
sebagai organisasi mendorong memberi masukan pemikiran untuk kemajuan
transportasi indonesia lebih baik lagi. Ada kebijakan konsep yang
diberikan untuk pemerintah seluruh kabupaten kota. Ini artinya harus ada
kesamaan yang ditawarkan dan tidak jalan sendiri sendiri.
Hal
yang sama juga dikatakan Resdiansyah ST, MT IPM. Menurut Dekan Fakultas
dan Desain Universitas Pembangunan Jaya Jakarta ini, belum ada master
plan transportasi sehingga kabupaten/kota berjalan sendiri-sendiri
dengan konsep yang dibuatnya.
“Inilah salah satu keberadaan ITS
untuk merangkul semua pihak baik itu pemerintah, pelaku usaha,
memberikan nasehat kebijakan kepada pemerintah. ITS bukan penyedia
aplikasi tetapi membantu pemerintah, ini loh sistem yang kami tawarkan,”
kata Resdiansyah
Dekan FT UIR Ir H Abdul Kudus Zaini MT, MS TR
mengungkapkan Seminar Nasional, Bright Future of Civil Engineering 2.0,
bisa memberikan kontribusi dan masukan dalam mewujudkan kota yang
cerdas.
Sebab, dalam mewujudkan kota cerdas salah satu yang
diperhatikan ya masalah transportasi bagaimana sistem terkoneksi dengan
baik apakah itu regulasi dari pemerintah dan aplikasinya. “Jadi seminar
ini penting dalam smars city terutama bagi Kota Pekanbaru,” kata Abdul
Kudus.
Wakil Rektor I UIR, Syafhendri berharap, seminar nasional
ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah. Apalagi nara sumber
yang dihadirkan sangat kompeten di bidangnya.
Peserta seminar
terdiri dari mahasiswa dan umum. Hasil dari seminar diharakan menjadi
panduan bagi pemerintah mewujudkan smarts city.
Selain seminar,
juga diadakan penandatanganan MoU antara UIR dengan Universitas
Pembangunan Jaya (UPJ) Jakarta dan FT UIR dengan Intelligent Transport
System (ITS) Indonesia.
Presiden ITS (Intelligent Transport System) lndonesia Noni Purnomo menyatakan, teknologi untuk transportasi saat ini sudah memungkinkan untuk membuat kendaraan lebih cerdas, sehingga dapat mengurangi potensi kecelakaan yang terjadi. Selain itu, masih banyak lagi tren teknologi transportasi yang dapat dimanfaatkan untuk membuat ekosistem transportasi menjadi lebih mudah, nyaman, serta aman bagi pengguna. “Untuk mewujudkan hal itu semua,…
NERACA Jakarta –Keberadaan transportasi publik di Indonesia masih dimanfaatkan secara optimal, sehingga permasalahan klasik kemacetan sulit dipecahkan. Merespon hal tersebut, Intelligent Transport System (ITS) Indonesia menyatakan, dalam berbagai forum transportasi global disebutkan beberapa solusi untuk permasalahan transportasi perkotaan. Di antaranya, pengembangan transportasi publik terintegrasi yang nyaman dan mudah diakses masyarakat secara lebih luas serta pemanfaatan…
ITS Japan received the courtesy visit by Dr. Bambang Susantono, the previous president of ITS Indonesia as well as the previous Vice Minister for Transportation of Republic of Indonesia and Ms. Noni S. A. Purnomo, the new President of ITS Indonesia on 14April 2017.The new president, Ms. Noni who is also working as the President…
RMco.id Rakyat Merdeka – Blue Bird bekerja sama dengan Angkasa Pura II (AP II) menghadirkan taksi listrik di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Ini merupakan bagian dari eco airport.
Melalui kerja sama ini, taksi listrik baik Blue Bird dan Silver Bird akan hadir dan tersedia di area kedatangan Terminal 3 Soetta untuk melayani para penumpang. Acara peluncuran taksi listrik Blue Bird di Soetta diresmikan langsung oleh Direktur Utama PT Blue Bird Noni Purnomo dan Direktur Pelayanan dan Fasilitas AP II Ituk Herarindri.
“Kami sangat bangga dapat bersama-sama dengan Angkasa Pura II untuk memperkenalkan kendaraan listrik Blue Bird kepada khalayak publik serta menawarkan sebuah pengalaman yang unik dalam bepergian dengan kendaraan listrik,” ujar Direktur Utama Blue Bird Noni Purnomo.
Menurut Noni, kerja sama ini dapat terealisasi seiring dengan kesamaan visi antara kedua perusahaan dalam mendukung kelestarian lingkungan, yang dimulai dari langkah kecil. Dia berharap dengan adanya armada taksi listrik kami di Terminal 3 dapat bentuk dukungan dari Blue Bird kepada AP II menjadikan Soetta sebagai Eco Airport.
Sebelumnya pada akhir April 2019, Blue Bird telah mencetak sejarah di industri transportasi Indonesia dengan meluncurkan mobil dengan tenaga listrik sebagai armada terbarunya untuk layanan Bluebird dan Silverbird, yaitu BYD e6 A/T dan Tesla Model X 75D A/T. Pada kesempatan tersebut, Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Bluebird sebagai penyedia taksi listrik yang pertama di Indonesia.
Presiden Direktur AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, beroperasinya taksi listrik Blue Bird semakin menegaskan konsep eco airport di Terminal 3. “Keberadaan taksi listrik Blue Bird tentu saja membuat Terminal 3 semakin dikenal sebagai eco airport, sekaligus meningkatkan daya saing dan imej Bandara Soekarno-Hatta. Kami yakin taksi listrik ini juga membuat standar pelayanan bandara meningkat ke level yang lebih tinggi khususnya di sektor transportasi publik,” ujarnya.
Untuk diketahui, saat ini Terminal 3 telah mengimplementasikan Intelligence Building Management System, di mana teknologi ini menjaga agar Terminal 3 beroperasi sebagai eco airport dengan mengatur pengeluaran air, penggunaan listrik, dan sebagainya. Sistem lainnya adalah rain water system yang bisa memanfaatkan air hujan untuk digunakan sebagai air bersih. Terminal 3 juga memiliki teknologi recycle water system yang mampu mengolah air toilet untuk kembali menjadi air toilet sehingga dapat menghemat pengguaan air.
“Kerja sama antara AP II dan Blue Bird dalam menghadirkan taksi listrik ini diharapkan dapat menjadi stimulus agar konsep eco airport dapat menyentuh lebih luas lagi ke sektor lainnya di Bandara Soekarno-Hatta,” ujar Awaluddin.
Blue Bird berencana untuk dapat mengoperasikan sebanyak 200 mobil listrik hingga tahun 2020, dimana perusahaan akan mampu menghilangkan 434,095 kg emisi CO2 atau konsumsi BBM sebanyak 1.898.182 liter. Dan dengan penambahan 2000 unit mobil listrik pada periode tahun 2020-2025 akan mampu menghilangkan 21.704.760 kg emisi CO2 atau setara dengan konsumsi BBM sebanyak 94.909.091 liter. [DIT]
Presiden ITS (Intelligent Transport System) lndonesia Noni Purnomo menyatakan, teknologi untuk transportasi saat ini sudah memungkinkan untuk membuat kendaraan lebih cerdas, sehingga dapat mengurangi potensi kecelakaan yang terjadi. Selain itu, masih banyak lagi tren teknologi transportasi yang dapat dimanfaatkan untuk membuat ekosistem transportasi menjadi lebih mudah, nyaman, serta aman bagi pengguna. “Untuk mewujudkan hal itu semua,…
NERACA Jakarta –Keberadaan transportasi publik di Indonesia masih dimanfaatkan secara optimal, sehingga permasalahan klasik kemacetan sulit dipecahkan. Merespon hal tersebut, Intelligent Transport System (ITS) Indonesia menyatakan, dalam berbagai forum transportasi global disebutkan beberapa solusi untuk permasalahan transportasi perkotaan. Di antaranya, pengembangan transportasi publik terintegrasi yang nyaman dan mudah diakses masyarakat secara lebih luas serta pemanfaatan…
ITS Japan received the courtesy visit by Dr. Bambang Susantono, the previous president of ITS Indonesia as well as the previous Vice Minister for Transportation of Republic of Indonesia and Ms. Noni S. A. Purnomo, the new President of ITS Indonesia on 14April 2017.The new president, Ms. Noni who is also working as the President…
YOGYAKARTA (Bisnis Jakarta)- Pengaturan lalu lintas tidak mungkin
lagi dilakukan secara manual, tetapi perlu dukungan teknologi, seperti
Intelligent Transportation System (ITS) dan Area Traffic Control System
(ATCS). “Sekarang ini teknologi ATCS tidak hanya digunakan untuk
pengaturan lalu lintas, tapi juga untuk Law Enforcement,” kata Direktur
Lalu Lintas Perhubungan Darat Pandu Yunianto di Yogyakarta, Selasa
(30/10).
Ketika membuka Forum Implementasi Teknologi Lalu Lintas bertajuk
Perkembangan Teknologi Harus Kita Tangkap dan Kita Implementasikan,
Pandu mengatakan, selain implementasi kedua teknologi tersebut juga ada
beberapa teknik manajemen lalu lintas yang bisa diimplementasikan,
antara lain sistem satu arah, pembatasan operasional kendaraan, dan
manajemen parkir.
Dengan adanya ATCS, kata dia, maka dapat dilakukan upaya manajemen
rekayasa lalu lintas yang mengkoordinasikan semua titik-titik
persimpangan bersinyal melalui pusat kontrol ATCS, sehingga diperoleh
suatu kondisi pergerakan lalu lintas yang lebih efisien. “Inti dari
manajemen rekayasa lalu lintas adalah menggunakan jalan seefisien
mungkin,” kata Pandu.
Menyoroti masalah Sumber Daya Manusia (SDM), Pandu mengatakan, sumber
daya manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam menghadapi
perkembangan teknologi digital. Oleh karena itu, perlu adanya SDM yang
berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam
persaingan global.
Menghadapi tantangan fenomena disruption di era teknologi digital
seperti sekarang ini, Pandu mengatakan peran praktisi SDM sangat
penting untuk selalu siap menghadapi perubahan dan terus berinovasi,
menggantikan teknologi lama dengan teknologi digital yang hasilkan hal
baru yang lebih efisien dan bermanfaat.
Fenomena yang berkembang saat ini di bidang penyelenggaraan lalu
lintas jalan antara lain kemacetan lalu lintas terutama kota-kota
besar/kota-kota aglomerasi di Indonesia, seperti kota aglomerasi
Mebidang (Medan, Binjai, Deli Serdang); aglomerasi SMA (Surabaya Metro
Area); aglomerasi Bandung Area; aglomerasi Maminasata (Makassar, Maros,
Sungguminasa, dan Takalar), aglomerasi Sarbagita (Denpasar, Badung,
Gianyar, dan Tabanan).
Selain itu, tingkat kecelakaan masih relatif tinggi; Kompetensi SDM,
masih minimnya standar kompetensi dalam penanganan kondisi teknis lalu
lintas; Tingkat ketersediaan pemasangan fasilitas perlengkapan jalan
(rambu, marka, traffic light, penerangan jalan umum) sampai saat ini
baru 40% dari panjang jalan secara keseluruhan di Indonesia.
Forum Implementasi Teknologi Lalu Lintas Tahun 2018 bertujuan agar
peserta memperoleh informasi mengenai Teknik Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas pada Wilayah Aglomerasi; dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
dan Sistem Teknologi Area Traffic Control System ATCS yang terdiri dari 8
materi.
Narasumber pada Forum Implementasi Teknologi Lalu Lintas Tahun 2018 yakni Ibu DR. Elly Adriani Sinaga, MSc, Kasubdit Perlengkapan Jalan Direktorat Lalu Lintas, Kepala Bagian Keuangan dan Kepala Bagian Perencanaan Setditjen Hubdat, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Dinas Perhubungan Kota Surabaya, serta Dinas Perhubungan Kota Padang. Sedangkan peserta bimbingan teknis yang hadir berjumlah 72 orang PNS dan PPNPN yang terdiri dari Dinas Perhubungan Provinsi/Kabupaten/Kota, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD), dan Direktorat Lalu Lintas. (son)
Presiden ITS (Intelligent Transport System) lndonesia Noni Purnomo menyatakan, teknologi untuk transportasi saat ini sudah memungkinkan untuk membuat kendaraan lebih cerdas, sehingga dapat mengurangi potensi kecelakaan yang terjadi. Selain itu, masih banyak lagi tren teknologi transportasi yang dapat dimanfaatkan untuk membuat ekosistem transportasi menjadi lebih mudah, nyaman, serta aman bagi pengguna. “Untuk mewujudkan hal itu semua,…
NERACA Jakarta –Keberadaan transportasi publik di Indonesia masih dimanfaatkan secara optimal, sehingga permasalahan klasik kemacetan sulit dipecahkan. Merespon hal tersebut, Intelligent Transport System (ITS) Indonesia menyatakan, dalam berbagai forum transportasi global disebutkan beberapa solusi untuk permasalahan transportasi perkotaan. Di antaranya, pengembangan transportasi publik terintegrasi yang nyaman dan mudah diakses masyarakat secara lebih luas serta pemanfaatan…
ITS Japan received the courtesy visit by Dr. Bambang Susantono, the previous president of ITS Indonesia as well as the previous Vice Minister for Transportation of Republic of Indonesia and Ms. Noni S. A. Purnomo, the new President of ITS Indonesia on 14April 2017.The new president, Ms. Noni who is also working as the President…
Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan terus mendorong inovasi melalui transformasi digital dengann mengembangkan Sisitem Transportasi Cerdas atau Intelligent Transport System (ITS) guna memudahkan pengguna transportasi massal di Tanah Air.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Djoko Sasono mengatakan sistem ITS mampu mempermudah para pengguna jasa transportasi massal, termasuk bagi pengguna tarnsportasi berkebutuhan khusus.
“Sistem ini mempunyai tujuan dasar untuk membuat sistem transportasi yang cerdas sehingga dapat membantu pengguna transportasi mendapatkan informasi, mempermudah transaksi, meningkatkan kapasitas prasarana dan sarana, mengurangi kemacetan, meningkatkan keamanan dan kenyamanan, serta mengurangi polusi lingkungan,” jelasnya dalam siaran pers, Rabu (10/10/2018).
Djoko melanjutkan Kemenhub mendukung konsep kota pintar atau smart city yang dipadukan dengan penerapan ITS di sektor transportasi. Dia mencontohkan penerapan ITS itu seperti Advanced Traffic Signal Control Systems (ATSCS) yaitu suatu sistem yang mengontrol sinyal kepadatan lalu lintas secara real time, Electronic Toll Collecting System (ETCS) yaitu implementasi pembayaran tol menggunakan alat khusus On Board Unit (OBU), Bus Rapid Transit (BRT), Bus Information Management System (BIMS) yaitu penyediaan informasi kedatangan bus secara real time melalui internet dan aplikasi smartphone.
Selai itu, Automatic Fare Collection (AFC) and Smartcard yaitu suatu konsep pembayaran angkutan umum menggunakan smart card, Integrated Traffic Management Center (ITMC) yaitu menyediakan informasi lalu lintas secara real time dengan pusat kendali di Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), serta Moovit yaitu aplikasi mobile informasi angkutan umum terintegrasi di Jabodetabek.
“Beberapa inovasi di sektor transportasi yang telah lakukan terkait pemanfaatan IT ini antara lain ATSCS. Sistem ini dibuat agar pengaturan lalu lintas lebih responsif, menggunakan teknologi sensor signal lampu merah atau hijau. Selain itu, ada juga ETCS, suatu system dimana semua pintu tol harus menggunakan uang elektronik dengan harapan mengurangi waktu transaksi ,” jelasnya,
Melalui penerapan transportasi berbasis Teknologi Informasi tersebut, Djoko mengharapkan masyarakat bisa menggunakan angkutan umum saat bepergian. “Untuk itu dengan pengembangan ITS ini kita harapkan sebagian dari pengguna kendaraan pribadi dengan pindah ke kendaraan umum dengan jaminan tentang masalah kenyamanan dan keamanan terjamin.”
Presiden ITS (Intelligent Transport System) lndonesia Noni Purnomo menyatakan, teknologi untuk transportasi saat ini sudah memungkinkan untuk membuat kendaraan lebih cerdas, sehingga dapat mengurangi potensi kecelakaan yang terjadi. Selain itu, masih banyak lagi tren teknologi transportasi yang dapat dimanfaatkan untuk membuat ekosistem transportasi menjadi lebih mudah, nyaman, serta aman bagi pengguna. “Untuk mewujudkan hal itu semua,…
NERACA Jakarta –Keberadaan transportasi publik di Indonesia masih dimanfaatkan secara optimal, sehingga permasalahan klasik kemacetan sulit dipecahkan. Merespon hal tersebut, Intelligent Transport System (ITS) Indonesia menyatakan, dalam berbagai forum transportasi global disebutkan beberapa solusi untuk permasalahan transportasi perkotaan. Di antaranya, pengembangan transportasi publik terintegrasi yang nyaman dan mudah diakses masyarakat secara lebih luas serta pemanfaatan…
ITS Japan received the courtesy visit by Dr. Bambang Susantono, the previous president of ITS Indonesia as well as the previous Vice Minister for Transportation of Republic of Indonesia and Ms. Noni S. A. Purnomo, the new President of ITS Indonesia on 14April 2017.The new president, Ms. Noni who is also working as the President…
JAKARTA – Intelligent Transport System
(ITS) Indonesia estimates, if not resolved then the economic losses due
to congestion in Jakarta will reach USD6, 5 billion or equivalent Rp87, 8
trillion in 2020 (exchange rate USD 1 = Rp13.508). The value increased
6,5 times compared to the loss of the impact of traffic jams in the
capital in 2010 and worth USD1 billion (Rp13,5 trillion).
Noni Purnomo, the President of ITS Indonesia revealed, the average
speed of vehicles in Jakarta when busy is now only 10 km per hour. The
rate has declined every year since 10 years ago. “The city of Jakarta is
predicted to experience total congestion by 2022 if there are no
comprehensive steps in managing urban transportation ecosystems,” said
Noni, as reported from Sindonews.com (27/11/2017).
Noni acknowledged that the Government has been done various efforts
to handle transportation problems and the business actors. But in her
view, the solutions presented are still ad hoc and sporadic, so they
still can not answer the overall challenge.
In October, Bappenas also revealed losses due to congestion of Rp67
trillion per year. Jakarta Provincial Government identifies bottlenecks
triggered by a number of issues such as infrastructure development and
the increasing number of private vehicles that are not proportional to
the number of roads, as well as there is no integration between
intermodal mass transportation with the supporting facilities.
Vice Chairman of the Indonesian Truck Entrepreneurs Association of Distribution and Logistics Kyat Maja Lookman said the congestion that occurred indeed contributed greatly to the operational. The problem resulted in lower vehicle utilization or only an average of 50,000 kilometres per year.
“Therefore, the solution must exist, indeed we recognize that
infrastructure is one of them, more specifically the addition of toll
roads in Indonesia,” he said.
He added, in addition to toll roads, toll automation system through the implementation of electronic cards also suppresses the number of congestion. However, the pressure is still only in the segments that are not crowded.
Presiden ITS (Intelligent Transport System) lndonesia Noni Purnomo menyatakan, teknologi untuk transportasi saat ini sudah memungkinkan untuk membuat kendaraan lebih cerdas, sehingga dapat mengurangi potensi kecelakaan yang terjadi. Selain itu, masih banyak lagi tren teknologi transportasi yang dapat dimanfaatkan untuk membuat ekosistem transportasi menjadi lebih mudah, nyaman, serta aman bagi pengguna. “Untuk mewujudkan hal itu semua,…
NERACA Jakarta –Keberadaan transportasi publik di Indonesia masih dimanfaatkan secara optimal, sehingga permasalahan klasik kemacetan sulit dipecahkan. Merespon hal tersebut, Intelligent Transport System (ITS) Indonesia menyatakan, dalam berbagai forum transportasi global disebutkan beberapa solusi untuk permasalahan transportasi perkotaan. Di antaranya, pengembangan transportasi publik terintegrasi yang nyaman dan mudah diakses masyarakat secara lebih luas serta pemanfaatan…
ITS Japan received the courtesy visit by Dr. Bambang Susantono, the previous president of ITS Indonesia as well as the previous Vice Minister for Transportation of Republic of Indonesia and Ms. Noni S. A. Purnomo, the new President of ITS Indonesia on 14April 2017.The new president, Ms. Noni who is also working as the President…
JAKARTA – Dua jam sudah Kusnadi mengendarai
Mitsubishi Colt pickupnya, terjebak di kecepatan rata-rata 5 km per jam
bersama ratusan mobil lain yang berdesakan di Jalan Tol Lingkar Dalam.
Pagi itu, pukul 09.00 WIB, seharusnya ia sudah berada di gudang bir
milik Bintang Graha Makmur di bilangan Pluit, Jakarta Utara.
Kusnadi menuturkan, macet kala itu bukan yang terparah yang ia
alami selama bekerja sebagai teknisi di perusahaan penyedia suku cadang
dan jasa servis forklift elektrik, Ganesa Putra Metro. Namun,
keterlambatannya hari itu cukup merepotkan, lantaran dirinya terpaksa
bekerja lebih larut menyelesaikan perawatan berkala unit forklift milik
Bintang Graha Makmur.
“Sebetulnya bukan yang paling parah (macet). Tapi, hari itu sih yang
paling bikin repot. Karena jadwal servis hari itu jadwalnya perawatan
berkala. Dan itu lama. Terpaksa pulang malam akhirnya,” tutur Kusnadi
kala menceritakan pengalamannya berkutat dengan kemacetan ibu kota.
Mengamini pernyataan Kusnadi, Pedro Apituley, Direktur Utama
Ganesa Putra Metro mengatakan, kemacetan di Jakarta memberi dampak yang
amat buruk bagi laju bisnis yang ia jalankan.
“Kemacetan di Jakarta memberikan dampak yang sangat negatif dalam
bisnis yang saya jalankan saat ini. Terlebih saat saya harus
mendistribusikan barang yang sudah dipesan oleh customer,” ungkap Pedro
kepada Okezone, Kamis (23/11/2017).
Pedro memaparkan, dalam bisnisnya, akurasi terhadap waktu
merupakan hal yang sangat penting, baik dalam distribusi maupun
operasionalisasi servis. Sebab, proses operasional yang dijalani
perusahaannya akan berdampak pada laju kegiatan produksi dari perusahaan
yang menjadi kliennya. Baginya jelas. Waktu yang terbuang di jalanan
adalah rupiah yang tersia-siakan.
“Dengan keadaan jalan Jakarta yang sangat macet, kami hanya bisa
mengantar barang hanya untuk dua sampai tiga customer dalam satu hari.
Sementara setiap barang yang dipesan oleh customer itu bersifat urgent
dalam proses berjalannya kegiatan produksi mereka,” paparnya.
“Dengan terlambatnya pendistribusian suku cadang forklift
elektrik yang saya suplai, maka otomatis proses produksi customer saya
pun terhambat. Hal tersebut sangat memengaruhi penilaian kinerja
perusahaan yang saya miliki kedepannya,” tambahnya.
Sebagai pengusaha, Pedro dipaksa memutar otak untuk menyiasati
macetnya jalanan ibu kota. Untuk itu, dalam proses pendistribusian suku
cadang, Pedro kerap menyiasati kemacetan dengan mengatur jadwal
distribusinya.
“Mungkin diatur waktunya. Jadi misalnya, saya punya customer satu
arah. Misalnya, hari ini ada customer yang di Jakarta Barat, maka saya
atur pengiriman hari itu untuk satu perjalanan yang ke arah Jakarta
Barat semua begitu,” tutur Pedro.
Prediksi Kerugian Ekonomi Akibat Macet Jakarta
Pada Oktober 2017, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
(PPN) atau Badan Pembangunan Nasional (Bapennas) mencatat, total
kerugian ekonomi akibat kemacetan Jakarta telah menyentuh angka Rp 67
triliun per tahun.
Intelligent Transport System (ITS) Indonesia memprediksi kerugian
akibat kemacetan di Jakarta akan mencapai angka USD 6,5 miliar, setara
dengan Rp 87,8 triliun pada tahun 2020 mendatang. Angka tersebut
melonjak 6,5 kali lipat dibanding kerugian akibat macet ibu kota yang
mencapai Rp 13,5 triliun pada tahun 2010.
Jika tak segera diatasi, mimpi buruk itu dikhawatirkan
benar-benar terjadi. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI sendiri telah
mengidentifikasi penyebab kemacetan. Di antaranya diakibatkan oleh
pembangunan infrastruktur yang digarap dalam waktu yang berbarengan.
Selain itu, pertambahan jumlah kendaraan yang tak diimbangi dengan
kapasitas jalan raya menjadi penyebab lain disamping sistem transportasi
yang tak kunjung solid.
Presiden ITS Indonesia, Noni Purnomo mengungkap, saat ini,
kecepatan rata-rata kendaraan di Jakarta pada jam-jam sibuk berkisar di
angka 10 km per jam. Dan sejak sepuluh tahun lalu, angka kecepatan itu
terus menurun setiap tahunnya.
”Kota Jakarta diprediksi mengalami kemacetan total pada 2022
apabila tidak ada langkah-langkah komprehensif dalam menata ekosistem
transportasi perkotaan,” kata Noni sebagaimana dilansir Koran Sindo.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia Bidang
Distribusi dan Logistik, Kyatmaja Lookman mengatakan, kemacetan yang
terjadi selama ini sangat membebani biaya operasional. Masalah itu
berakibat pada utilisasi kendaraan yang semakin rendah atau hanya
berkisar di angka rata-rata 50.000 kilometer tiap tahunnya.
Untuk itu, Kyatmaja mendorong pembangunan infrastruktur pendukung
proses distribusi, misalnya pembangunan tol. Selain itu, pengoptimalan
sistem otomatisasi pintu tol juga harus segera dilakukan.
”Karena itu, solusi harus ada. Memang kita akui infrastruktur
adalah salah satunya. Lebih khusus penambahan jalan-jalan tol di
Indonesia,” ujarnya.
Sistem Transportasi Belum Mampu Menarik Minat Masyarakat untuk Bergeser
Buruknya sistem transportasi di Jakarta tentu tak dapat
dilepaskan dari salah satu penyebab kemacetan. Sistem transportasi yang
tersedia saat ini, disebut-sebut belum dapat menarik minat masyarakat
untuk bergeser dari penggunaan kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta, Iskandar Abubakar
menuturkan, belum terintegrasinya moda transportasi, kondisi armada
transportasi yang belum layak hingga harga tinggi yang harus dibayar
oleh setiap penumpang untuk mengakses kendaraan umum adalah beberapa
alasan yang cukup bagi masyarakat untuk memilih kendaraan pribadi mereka
sebagai sarana transportasi.
Iskandar memaparkan, biaya rata-rata yang harus dikeluarkan
masyarakat untuk mengakses transportasi umum dalam kegiatan harian
mereka mencapai 20 hingga 30 persen dari jumlah penghasilan bulanan
mereka. Angka tersebut, menurut Iskandar sangat membebani masyarakat.
”Maksimal 14 persen biaya yang dikeluarkan untuk angkutan umum,”
tuturnya.
Komitmen dan Kerja Keras, Solusi Urai Kemacetan Jakarta
Terkait kemacetan jalan ibu kota, Pemprov DKI Jakarta mematok
target, pada tahun 2019, kemacetan Jakarta akan terurai. Setidaknya,
rata-rata kendaraan di jalanan ibu kota dapat melaju dengan kecepatan di
atas 35 km per jam.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta,
Andri Yansyah. Ia mengatakan, untuk mewujudkan target tersebut, pihaknya
akan mengintegrasikan moda transportasi berbasis bus dan commuter.
Terkait dengan tingginya biaya, dalam waktu dekat, Pemprov DKI akan
mengurangi ongkos harian masyarakat hingga angka rata-rata 10 persen
dari pendapatan bulanan masyarakat. Berbagai target tersebut akan
dilakukan lewat pelaksanaan program OK Otrip.
”Dalam wak tu dekat ini, kami akan mengurangi biaya operasional
transportasi yang katanya saat ini berkisar 30-40 persen menjadi 10
persen melalui program OK Otrip,” kata Andri.
Dengan asumsi tarif maksimal Rp 5.000 untuk sekali perjalanan,
Pemprov DKI yakin, OK Otrip dapat menarik minat masyarakat untuk pindah
menggunakan transportasi umum. Sebab, bukan hanya biaya transportasi
harian yang lebih murah. Sesuai dengan konsepnya, nantinya OK Otrip akan
membentuk sebuah sistem transportasi yang saling terintegrasi.
”Jadi sekali perjalanan itu maksimal Rp 5.000. Pulang pergi Rp
10.000. Kalau dikalikan 30 hari dalam satu bulan itu hanya Rp 300.000
atau 10 persen dari upah minimum provinsi. Lumayan kan, sisanya 20
sampai 30 persen buat pendidikan, tabungan dan sebagainya,” ungkap
Andri.
Namun, tentu saja, masyarakat masih harus menunggu, lantaran
sasaran penyelesaian seluruh proyek infrastruktur transportasi ibu kota
seperti Mass Rapid Transit (MRT) maupun Light Rapid Transit (LRT) masih
belum jelas.
Setelah sempat dinyatakan ditunda –dari target semula 2018– akibat permasalahan pembiayaan proyek, Pemprov DKI dan sejumlah pemangku kepentingan, termasuk para pengembang, menyatakan akan mengambil keputusan atas permasalahan pembiayaan ini pada bulan depan.
Presiden ITS (Intelligent Transport System) lndonesia Noni Purnomo menyatakan, teknologi untuk transportasi saat ini sudah memungkinkan untuk membuat kendaraan lebih cerdas, sehingga dapat mengurangi potensi kecelakaan yang terjadi. Selain itu, masih banyak lagi tren teknologi transportasi yang dapat dimanfaatkan untuk membuat ekosistem transportasi menjadi lebih mudah, nyaman, serta aman bagi pengguna. “Untuk mewujudkan hal itu semua,…
NERACA Jakarta –Keberadaan transportasi publik di Indonesia masih dimanfaatkan secara optimal, sehingga permasalahan klasik kemacetan sulit dipecahkan. Merespon hal tersebut, Intelligent Transport System (ITS) Indonesia menyatakan, dalam berbagai forum transportasi global disebutkan beberapa solusi untuk permasalahan transportasi perkotaan. Di antaranya, pengembangan transportasi publik terintegrasi yang nyaman dan mudah diakses masyarakat secara lebih luas serta pemanfaatan…
ITS Japan received the courtesy visit by Dr. Bambang Susantono, the previous president of ITS Indonesia as well as the previous Vice Minister for Transportation of Republic of Indonesia and Ms. Noni S. A. Purnomo, the new President of ITS Indonesia on 14April 2017.The new president, Ms. Noni who is also working as the President…
Jakarta – Perkembangan transportasi saat ini sangat dipengaruhi teknologi informasi dan telekomunikasi serta pemanfaatan teknologi informasi yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi penyelenggaraan transportasi. Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menghadiri acara ITS Indonesia International Conference 2017, Selasa (21/11).
“Pemanfaatan teknologi informasi secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi penyelenggaraan transportasi baik aspek lalu lintas, kendaraan dan angkutan umum. Beranekaragamnya penggunaan teknologi informasi yang ada di Indonesia dan tingginya pemanfaatan teknologi membutuhkan suatu kebijakan dan standarisasi pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang transportasi,” ucap Menhub Budi.
Lebih lanjut Budi Karya menyampaikan bahwa “sistem transportasi harus ditata dalam satu kesatuan sistem yang pengembangannya dilakukan dengan sistem saling berintegrasi dan mendinamisasikan unsur-unsurnya yang terdiri atas sarana, prasarana dan manusianya serta aturan dan prosedur yang sedemikian rupa sehingga terwujud suatu totalitas yang utuh untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang maksimal,” ujar BKS
“Intelligent Transport System pada prinsipnya adalah penerapan teknologi maju untuk membuat prasarana dan sarana transportasi lebih informatif, lancar, aman dan nyaman sekaligus ramah lingkungan. Sistem ini mempunyai tujuan dasar untuk membuat sistem transportasi yang mempunyai kecerdasan sehingga dapat membantu pengguna transportasi dan memudahkan untuk memperoleh informasi, transaksi, mengurangi antrian juga meningkatkan keamanan dan kenyamanan,” pungkas Menhub.
Turut hadir dalam acara tersebut Sekretaris Jenderal Sugihardjo, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Bambang Prihartono dan President of ITS Indonesia Noni Purnomo.(MM/TH/AL/BI)
Presiden ITS (Intelligent Transport System) lndonesia Noni Purnomo menyatakan, teknologi untuk transportasi saat ini sudah memungkinkan untuk membuat kendaraan lebih cerdas, sehingga dapat mengurangi potensi kecelakaan yang terjadi. Selain itu, masih banyak lagi tren teknologi transportasi yang dapat dimanfaatkan untuk membuat ekosistem transportasi menjadi lebih mudah, nyaman, serta aman bagi pengguna. “Untuk mewujudkan hal itu semua,…
NERACA Jakarta –Keberadaan transportasi publik di Indonesia masih dimanfaatkan secara optimal, sehingga permasalahan klasik kemacetan sulit dipecahkan. Merespon hal tersebut, Intelligent Transport System (ITS) Indonesia menyatakan, dalam berbagai forum transportasi global disebutkan beberapa solusi untuk permasalahan transportasi perkotaan. Di antaranya, pengembangan transportasi publik terintegrasi yang nyaman dan mudah diakses masyarakat secara lebih luas serta pemanfaatan…
ITS Japan received the courtesy visit by Dr. Bambang Susantono, the previous president of ITS Indonesia as well as the previous Vice Minister for Transportation of Republic of Indonesia and Ms. Noni S. A. Purnomo, the new President of ITS Indonesia on 14April 2017.The new president, Ms. Noni who is also working as the President…
Dalam acara ini, hadir Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, pakar teknologi transportasi nasional dan internasional.
Noni
Purnomo selaku President ITS Indonesia menyebutkan, acara ini merupakan
momentum kolaborasi antar lembaga untuk mengembangkan integrasi
transportasi publik yang lebih baik.
Kemudian pemanfaatan
teknologi secara lebih masif untuk transportasi secara tepat guna
mewujudkan transportasi yang mudah, nyaman dan aman bagi masyarakat.
“Adanya
ITS Indonesia sebagai bagian dari komunitas ITS global dapat
dimanfaatkan untuk menjalin kerjasama baik dengan pemerintah ataupun
industri dari negara lain agar kita dapat bergerak lebih cepat dalam
menangani problem transportasi di Indonesia,” kata Noni dalam
sambutannya.
Menurutnya, Indonesia sebagai negara berkembang
dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa memiliki berbagai
tantangan tersendiri.
Selain tantangan di bidang pemerataan
ekonomi, terdapat juga masalah urbanisasi, di mana saat lebih dari 53
persen penduduk berpindah dari daerah pedesaan menuju ke daerah
perkotaan.
“Kareta itu daerah-daerah perkotaan mengalami masalah di bidang infrastruktur khususnya infrastruktur transportasi,” kata dia
Dia mencontohkan, daerah Jabodetabek memiliki populasi
31 juta jiwa. Tercatat pada 2015 sejumlah 47,5 juta perjalanan yang
melintas masuk dan keluar Jakarta setiap harinya.
Angka tersebut
meliputi 18,5 juta sepeda motor, 5,9 juta mobil pribadi serta 512 ribu
bis. Dampak kemacetan yang ditimbulkan dapat secara langsung dirasakan
oleh siapapun yang setiap hari melintas di jalanan kota Jakarta.
Saat ini kecepatan rata-rata kendaraan di waktu sibuk adalah sepuluh km per jam dan terus mengalami penurunan setiap tahun.
“Kerugian
ekonomi yang tercatat sebagai dampak dari kemacetan di Jakarta adalah
senilai USD 1 milyar pada 2010 dan diperkirakan akan meningkat menjadi
USD 6,5 milyar pada 2020 apabila kondisi ini tidak diperbaiki,” kata
itu.
Selain
itu, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total (grid lock) pada
2022, apabila tidak ada langkah-langkah yang komprehensif dalam menata
ekosistem transportasi perkotaan.
Hal tersebut masih ditambah
juga dengan angka resiko kecelakaan yang cenderung mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun, serta dampak polusi yang ditimbulkan dari
banyaknya kendaraan yang melintas di jalan raya.
“Berbagai upaya
penanganan masalah-masalah transportasi memang telah dilakukan oleh
beberapa pemangku kepentingan dan pelaku usaha, tetapi
penanganan-penanganan tersebut pada umumnya masih bersifat adhoc dan
sporadis sehingga masih belum dapat menjawab tantangan-tantangan secara
menyeluruh,” kata dia.
Sementara dalam berbagai forum transportasi global, disebutkan beberapa solusi untuk permasalahan transportasi perkotaan diantaranya adalah pengembangan transportasi publik terintegrasi yang nyaman dan mudah diakses oleh masyarakat secara lebih luas serta pemanfaatan teknologi untuk menunjang sarana dan prasarana pengelolaan operasional transportasi.
Sementara itu, Menhub Budi Karya mengapresiasi acara tersebut. Dia
menilai, permasalahan transportasi kian hari semakin kompleks. Kareka
itu, harus ada kajian akademik dan dibantu dengan perkembangan
teknologi.
“Kalau saya lihat acara ini adalah organisasi yag
mengakomodasi kegiatan dunia dengan teknologi baru yang sangat
mempengaruhi kegiatan transportasi. Semoga ini memberikan terbosan dalam
dunia transportasi,” kata Budi.
Dalam sambutannya, Budi juga
menyampaikan pemikiran Jokowi-JK tentang transportasi. Semua pihak
diminta untuk berinovasi mencari terobosan di sektor transportasi.
“Oleh karena itu, kesempatan ini marilah kita berkabolarasi. Harus ada suatu proses timbal balik di dunia pendidikan, user, dan teknologi. Banyak sekali yang kami selesaikan, baik secara nasional maupun regional,” tandas Budi.
Presiden ITS (Intelligent Transport System) lndonesia Noni Purnomo menyatakan, teknologi untuk transportasi saat ini sudah memungkinkan untuk membuat kendaraan lebih cerdas, sehingga dapat mengurangi potensi kecelakaan yang terjadi. Selain itu, masih banyak lagi tren teknologi transportasi yang dapat dimanfaatkan untuk membuat ekosistem transportasi menjadi lebih mudah, nyaman, serta aman bagi pengguna. “Untuk mewujudkan hal itu semua,…
NERACA Jakarta –Keberadaan transportasi publik di Indonesia masih dimanfaatkan secara optimal, sehingga permasalahan klasik kemacetan sulit dipecahkan. Merespon hal tersebut, Intelligent Transport System (ITS) Indonesia menyatakan, dalam berbagai forum transportasi global disebutkan beberapa solusi untuk permasalahan transportasi perkotaan. Di antaranya, pengembangan transportasi publik terintegrasi yang nyaman dan mudah diakses masyarakat secara lebih luas serta pemanfaatan…
ITS Japan received the courtesy visit by Dr. Bambang Susantono, the previous president of ITS Indonesia as well as the previous Vice Minister for Transportation of Republic of Indonesia and Ms. Noni S. A. Purnomo, the new President of ITS Indonesia on 14April 2017.The new president, Ms. Noni who is also working as the President…